http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2012/07/29/194297
SM Cetak - Suara Pantura
SM Cetak - Suara Pantura
29 Juli 2012
Kuliner di Kota PekalonganMenu Ayam Jadi Andalan, Resto Cafe Menjamur
SETELAH lelah mencari oleh-oleh batik dari Kota Pekalongan,
sempatkan sebentar untuk menikmati hidangan pengisi perut. Di Kota
Batik tersebut banyak warung makan yang menawarkan menu bervariasi
dengan harga murah.
Dari jalur pantura Jl DR Sutomo, berbagai warung makan antara lain
menyediakan ayam kosek, soto bang Dul, sate kambing. Semuanya usaha
kuliner itu siap menyambut tamu dari luar daerah yang istirahat dalam
perjalanan dari Semarang-Jakarta atau sebaliknya.
Selain itu juga tersedia ayam gepuk di warung Jl Raya Tirto. Lokasi
warung berada di jalur utama pantura, di mana banyak lalu lalang
kendaraan antar kota antar provinsi, tetapi kenyamanan lokasi warung
makan ayam gepuk membuat tempat itu diminati warga dalam kota untuk
berbagai kegiatan pertemuan.
Pengelola usaha kuliner tersebut, Subandrio yang akrab dengan
panggilan Bandit warga Kraton Pekalongan, mengaku keramaian pengunjung
di luar perkiraannya. ”Pengunjung di warung ini di luar nalar saya,”
ujarnya.
Sementara itu, di dalam kota terdapat tempat-tempat makan yang
menyuguhkan ayam sebagai menu andalan, seperti Sari Raos Bandung, Wong
Solo, Pande Rasa dan yang terbaru adalah Ayam Kalongan.
Selain itu ada resto cafe Jawa 21, Alakita, Teras Bali, Jade sampai
terbaru adalah Pawon Mbok’e, menawarkan menu-menu beragam dengan
berbagai gaya penataan tempat yang minimalis serta mewah.
Semuanya laris manis mendapatkan tempat khusus bagi masyarakat dalam
memilih tempat kuliner, baik untuk sekadar makan sendiri, bersama
teman-teman maupun keluarga, arisan, rapat maupun gathering.
Harga
Keramaian pengunjung di wisata kuliner di Kota Pekalongan, menurut
Subandrio, karena masyarakat hobi jajan, serta mereka ingin coba-coba
masakan baru.
Selanjutnya, tawaran murah, enak dan beragam menu menjadi sebuah pilihan bagi konsumen.
”Namun dalam perkembangannya, masyarakat juga mengedepankan gengsi,
serta mengikis semua tawaran murah. Mereka saat ini sudah mulai melihat
untuk kenyamanan tempat, fasilitas serta pelayanan,” terang Bandit yang
juga mengelola tempat kuliner Ayam Kalongan.
Masakan ayam menjadi andalan di sejumlah rumah makan, karena menjadi
primadona masyarakat serta diolah dengan cara apapun akan menjadikan
penasaran semua orang untuk mencoba. M Syarif, manajer Pawon Mbok’e di
Jalan Kurinci yang tak jauh dari kantor Suara Merdeka, mengatakan
perkembangan kuliner di Kota Pekalongan, mengikuti kota-kota besar.
Nama-nama unik dan menu-menu spesial menjadi andalan karena untuk
membidik pangsa pasar masing-masing. Mulai dari tempat luas sampai
minimalis sesuai dengan lokasi dan sarana prasarananya.
”Resto cafe seperti Pawon Mbok’e menawarkan menu-menu variasi, tidak
spesialis, tapi tetap ada hidangan favorit. Seperti kami menawarkan ayam
klumut dan es buah sebagai favorit untuk menjadi pilihan utama para
pengunjung,” ungkap Syarif.
Disebutkan, ayam klumut sementara ini hanya ada di Pawon Mbok’e
dengan konsep bumbu bali dengan perpaduan bahan baku sehat seperti susu
dan sayuran yang diolah menjadi sebuah kuah unik hidangan tersebut.
”Selain itu menu tradisional dengan harga murah juga menjadi andalan
di Pawon Mbok’e seperti pecak panggang, nasi berkat, nasi bancaan dan
lainnya yang ditawarkan dengan harga mulai Rp 5.000 sudah termasuk
minuman,” jelas dia. (Nur Khaeruddin-74)