Jumat, 14 Desember 2012

Suara Merdeka News

http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2012/07/29/194297


SM Cetak - Suara Pantura
29 Juli 2012
Kuliner di Kota Pekalongan

Menu Ayam Jadi Andalan, Resto Cafe Menjamur

SETELAH lelah mencari oleh-oleh batik dari Kota Pekalongan, sempatkan sebentar untuk menikmati hidangan pengisi perut. Di Kota Batik tersebut banyak warung makan yang menawarkan menu bervariasi dengan harga murah.
Dari jalur pantura Jl DR Sutomo, berbagai warung makan antara lain menyediakan ayam kosek, soto bang Dul, sate kambing. Se­muanya usaha kuliner itu siap menyambut tamu dari luar daerah yang istirahat dalam perjalanan dari Semarang-Jakarta atau sebaliknya.
Selain itu juga tersedia ayam gepuk di warung Jl Raya Tirto. Lokasi warung berada di jalur utama pantura, di mana banyak lalu lalang kendaraan antar kota antar provinsi, tetapi kenyamanan lokasi warung makan ayam gepuk membuat tempat itu diminati warga dalam kota untuk berbagai kegiatan pertemuan.
Pengelola usaha kuliner tersebut, Subandrio yang akrab dengan panggilan Bandit warga Kraton Pekalongan, mengaku keramaian pengunjung di luar perkiraannya. ”Pengunjung di warung ini di luar nalar saya,” ujarnya.
Sementara itu, di dalam kota terdapat tempat-tempat makan yang menyuguhkan ayam sebagai menu andalan, seperti Sari Raos Bandung, Wong Solo, Pande Rasa dan yang terbaru adalah Ayam Kalongan.
Selain itu ada resto cafe Jawa 21, Alakita, Teras Bali, Jade sampai terbaru adalah Pawon Mbok’e, menawarkan menu-menu beragam dengan berbagai gaya penataan tempat yang minimalis serta mewah.
Semuanya laris manis mendapatkan tempat khusus bagi masyarakat dalam memilih tempat kuliner, baik untuk sekadar makan sendiri, bersama teman-teman maupun keluarga, arisan, rapat maupun gathering.
Harga
Keramaian pengunjung di wisata kuliner di Kota Pekalongan, menurut Subandrio, karena masyarakat hobi jajan, serta mereka ingin coba-coba masakan baru.
 Selanjutnya, tawaran murah, enak dan beragam menu menjadi sebuah pilihan bagi konsumen.
”Namun dalam perkembangannya, ma­syarakat juga mengedepankan gengsi, serta mengikis semua tawaran murah. Mereka saat ini sudah mulai melihat untuk kenyamanan tempat, fasilitas serta pelayanan,” terang Bandit yang juga mengelola tempat kuliner Ayam Kalongan.
Masakan ayam menjadi andalan di sejumlah rumah makan, karena menjadi primadona masyarakat serta diolah dengan cara apapun akan menjadikan penasaran semua orang untuk mencoba. M Syarif, manajer Pawon Mbok’e di Jalan Kurinci yang tak jauh dari kantor Suara Merdeka, mengatakan perkembangan kuliner di Kota Pekalongan, mengikuti kota-kota besar.
Nama-nama unik dan menu-menu spesial menjadi andalan karena untuk membidik pangsa pasar masing-masing. Mulai dari tempat luas sampai minimalis sesuai dengan lokasi dan sarana prasarananya.
”Resto cafe seperti Pawon Mbok’e menawarkan menu-menu variasi, tidak spesialis, tapi tetap ada hidangan favorit. Seperti kami menawarkan ayam klumut dan es buah sebagai favorit untuk menjadi pilihan utama para pengunjung,” ungkap Syarif.
Disebutkan, ayam klumut sementara ini hanya ada di Pawon Mbok’e dengan konsep bumbu bali dengan perpaduan bahan baku sehat seperti susu dan sayuran yang diolah menjadi sebuah kuah unik hidangan tersebut.
”Selain itu menu tradisional dengan harga murah juga menjadi andalan di Pawon Mbok’e seperti pecak panggang, nasi berkat, nasi bancaan dan lainnya yang ditawarkan dengan harga mulai Rp 5.000 sudah termasuk minuman,” jelas dia. (Nur Khaeruddin-74)

Pawon Mbok'e on Trijaya FM Palembang

Peta Pekalongan